Next Post

Isoman Dinilai Tidak Tepat Bagi Lansia & Komorbid

warta kubar.com

Ketua Forum Komunikasi Penyintas COVID-19 Kalimantan Timur, Intoniswan menyebut bahwa langkah pemulihan kesehatan melalui Isoman dinilai tidak cocok bagi pasien lansia dan yang ada kormobid.

Menyembuhkan diri dari paparan COVID-19 dengan cara menjalani isolasi mandiri (isoman) tidak cocok bagi pasien yang sudah berusia lanjut (lansia) juga yang ada kormobid (penyakit bawaan) seperti asma atau jantung. Bahkan bagi anak muda yang obesitas juga rawan.

Demikian disampaikan Ketua Forum Komunikasi Penyintas COVID-19 Kalimantan Timur, Intoniswan menanggapi adanya pasien COVID-19 di Samarinda yang meninggal saat menjalani isoman, Jumat (16/7/2021) di Samarinda.

Menurut keterangan yang dikumpulkan Intoniswan, paparan COVID-19 yang berkembang dalam sebulan terakhir ini, sangat berbeda, karena sangat cepat menimbulkan gangguan terhadap pernapasan manusia, termasuk juga pada orang yang berusia muda.

“Tiga hari lalu, ada warga yang sudah terdeteksi negatif COVID-19 tiba-tiba mengalami sesak napas, oksigen dalam darahnya turun ke angka dibawah 90, padahal masih berusia muda,” kata Into, panggilan sehari-hari Intoniswan.

 Ditambahkan Into yang terpapar COVID-19 bulan Maret dan Mei lalu, sebagian besar pasien isoman di Samarinda tidak mempunyai alat ukur suhu badan, oksigen darah, dan alat ukur tekanan di rumah masing-masing, sehingga tidak mengetahui persis kondisi badannya dan apa yang harus dikonsumsinya agar tekanan jantungnya bisa normal.

 “Selain itu, saat terjadi perubahan pada pernapasannya, misalnya jadi mengalami sesak napas, mereka sulit menghubungi tenaga kesehatan, apa lagi jika hal itu terjadi malam pada hari,” ujarnya.

 Ia berharap Pemkot Samarinda menambah tempat karantina seperti di Bapelkes, dimana pasien yang ada dalam usaha pemulihan, diawasi tenaga kesehatan selama 24 jam dan tersedia alat yang lengkap apabila sewaktu-waktu kondisi pasien memburuk.

 “Masyarakat biasa tidak terbiasa mengurus keluarga yang terpapar COVID-19, jadi sangat diperlukan bantuan dari tenaga medis.

Apabila pasien dalam jumlah sangat banyak dan tersebar dianjurkan isoman, akan ada terus yang meninggal saat menjalani isoman,” tandas Intoniswan.

# hen #

Admin Admin

wartakubar

Admin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *