Next Post

Rumah Adat Panjang Kebanggaan Masyarakat Bentian Telah Berdiri

Lou Bentian Tampak Berdiri Megah

Bentian Besar, warta kubar.com

Tepat berada di tepi Jalan Trans Kaltim-Kalteng, tepatnya di Kampung Dilang Puti, sejak tahun 2012 lalu tiang-tiang dari batang kayu ulin mulai dipancang. Masyarakat Dayak Bentian berharap kembali memiliki rumah panjang yang kini telah semakin ditinggalkan.

Dan Lou, rumah panjang itu akhirnya berdiri dengan megah serta gagah, Ditopang dengan 371 tiang kayu ulin yang tembus menghunjam permukaan tanah sedalam dua meter, Bangunan setinggi delapan meter itu membentang dengan lebar 25 meter dan panjang 50 meter. Itulah rumah panjang Bentian yang dibangun atas prakarsa tokoh-tokoh Dayak Bentian di Kampung Suakong, Dilang Puti dan Penarong dengan dukungan penuh PT Trubaindo Coal Mining (TCM).

Lou Bentian Kebanggan Masyarakat Bentian Besar

Meski dipelopori tiga kampung, Namun Lou Bentian adalah persembahan untuk seluruh kampung di kecamatan Bentian Besar. Itulah sebabnya mengapa di dalam bangunan Lou Bentian terdapat sembilan kamar yang mempresentasikan sembilan kampung yakni, Penarung, Dilang Puti, Jelmu Sibak, Sambung, Suakong, Randa Empas, Tende, Anan Jaya dan Tukuq.

TCM sejak awal beroperasi di Kabupaten Kutai Barat, telah mendengarkan aspirasi masyarakat sekitar. TCM membentuk Forum Konsultatif Masyarakat (FKM) yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat, pemerintah dan wakil perusahaan. Dari forum inilah gagasan pembangunan rumah Lou Bentian ini lahir.

Peresmian Rumah Panjang

Jumat, 25 Juni 2021, Lou Bentian diresmikan. Bupati Kutai Barat (Kubar), FX.Yapan SH.MH yang secara khusus memimpin peresmian itu. Dia berharap rumah panjang ini akan mendatangkan nilai serta manfaat bagi masyarakat, Bahkan ketika perusahaan sudah selesai beroperasi di wilayah ini.

TCM memang mendasarkan kegiatan usahanya pada pembangunan berkelanjutan. Dalam pemahaman termudah, TCM ingin mendorong masyarakat untuk mampu berdikari untuk seterusnya. Karena perusahaan tambang batubara ada batas waktu beroperasinya. Pembangunan rumah panjang adalah salah satu upaya untuk memyiapkan kemandirian masyarakat, melalui sektor budaya yang bisa memdorong sector ekonomi kreatif nantinya.

Bupati Kubar FX.Yapan SH.MH Saat Penandatanganan Peresmian Lou Bentian

Kepala Teknik Tambang (KTT) TCM, Wahyu Harjanto menyatakan, bahwa komitmen Perusahaan dalam Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) adalah inheren dengan operasinya.

“Perusahaan akan kuat jika dijalankan dengan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan,” ungkapnya.

Budaya Dayak Bagian dari Budaya Indonesia

Peresmian Lou Bentian ditahun yang penuh tantangan ini memberikan pesan penting. Tekad kuat menyelesaikan misi dengan mengedepankan tata kelola yang baik tercermin dari perjalanan panjang pembangunan. Lou Bentian juga menjadi momentum bagi kebangkitan nilai luhur budaya Dayak di Kabupaten Kutai Barat maupun pulau Kalimantan.

Ignatius Wurwanto, salah satu Direktur TCM menjelaskan, bahwa sejak tahun 2019 Perusahaan telah setuju untuk melanjutkan pembangunan Lou Bentian yang sempat terhenti.

Perusahaan memandang Lou Bentian penting bagi masyarakat Bentian, Kutai Barat, bahkan Kalimantan dan Indonesia. “Karena kearifan  budaya Dayak adalah bagian kearifan Indonesia bahkan umat manusia,” ungkap Wurwanto. Yang dimaksud, Kearifan Dayak itu adalah ungkapan bolump bueq umur mouq takaaq yang berarti hidup baik, damai, aman, sejahtera dan umur panjang.

Pimpinan TCM Saat Penandantanganan Prasasti Peresmian Lou Bentian

Menurut Wurwanto, ungkapan itu sesuai dengan strategi Perusahaan untuk menjalankan usaha secara baik dan bertanggung jawab serta patuh kepada aturan Pemerintah yang berlaku di manapun beroperasi.

Lou Bentian sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat

Tujuan terpenting dibangunnya rumah panjang ini adalah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat. Rumah panjang yang berdiri di tengah masyarakat adat, tentu akan menjadi akomodasi bagi kegiatan budaya dan perhelatan tradisi.

Lebih lanjut dalam penjelasannya, Wahyu Harjanto juga menyampaikan bahwa pengelolaan Lou Bentian akan dilaksanakan oleh Kelompok Sadar Wisata yang dibentuk dari masyarakat dan dibina oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Barat.

Sementara itu, Ketua Adat Bentian, Lorensius Balak, menyampaikan harapannya kedepan masyarakat Bentian dapat lebih menunjukkan karya dan semangatnya dalam memajukan daerah dengan tetap memiliki jati diri masyarakat Bentian.

Foto Bersama Manajemen TCM Dengan Tokoh Masyarakat Bentian Besar

Potensi seni budaya dan kerajinan ukir serta rotan masyarakat Bentian sangat besar. Ukiran pada tiang dan sisi Lou Bentian yang baru diresmikan ini menunjukkan bahwa tradisi ukir kayu masih hidup di Bentian. Perajin Anjat (tas berbahan rotan), dan Ulap (kain tenun dari kulit kayu pentun) pun masih ada di tengah masyarakat. Potensi seni budaya dan kekayaan alam lain seperti tanaman hias dan buah lokal yang luar biasa, menjadi modal bagi terwujudnya cita-cita tersebut.

Masyarakat maju dan berdaya adalah tujuan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat oleh TCM. Lou Bentian adalah perwujudan komitmen dukungan masyarakat dan Pemerintah sebagai pemangku kepentingan utama kemajuan daerah.

# hen #

Admin Admin

wartakubar

Admin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *