Next Post

Jangkau Akses Antar Kampung, Pemkab Kubar Luncurkan Program Kolaborasi Konektivitas Kampung Tertinggal

SENDAWAR, WARTA KUBAR.Com-Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi kampung dan mencapai target zero desa tertinggal di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) pada 2024 mendatang. Pemerintah Daerah telah meluncurkan program kolaborasi konektivitas kampung tertinggal.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Barat, Ayonius menjelaskan, Melalui program ini, pemerintah daerah akan berkolaborasi untuk membangun akses konektivitas antar kampung.

“Berdasar penetapan status desa dan sesuai hasil pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM), pada 2023 terdapat 4 kampung atau desa tertinggal di Kutai Barat. Yaitu, Kampung Lemper, Deraya, Gerunggung dan Tanjung Soke di Kecamatan Bongan,” kata Ayonius (15/11/2023).

Ia mengatakan, pembangunan daerah tertinggal di Kabupaten Kutai Barat memiliki tantangan tersendiri, antara lain penyediaan akses jalan, investasi pembangunan jalan yang sangat tinggi, karena jarak yang jauh dan jumlah penduduk yang masih sedikit.

Sudah pasti Pemerintah Daerah tidak mampu mengerjakan pembangunan sendiri, tanpa berkolaborasi dengan pihak lainnya.

“Pemerintah daerah memprioritaskan pembangunan jalan, sebagai akses konektifitas menuju kampung tertinggal tersebut melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Baik dari sisi pendanaan maupun pelaksanaan. Salah satunya, kolaborasi dengan Pemerintahan Provinsi melalui usulan pendanaan Bantuan Keuangan dan dukungan terhadap Zero Desa Tertinggal di Provinsi Kaltim,” ucap Ayonius.

Selain itu, kolaborasi juga di lakukan dengan Pemerintah Pusat melalui usulan dengan mekanisme Inpres Jalan Daerah sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2023, tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah.

Kerjasama lainnya dengan menggandeng TNI dengan mekanisme swakelola, Karya Bakti dan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) maupun dengan mendorong perusahaan-perusahaan disekitar kampung tertinggal untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya atau Corporate Social Responsibility (CSR) mengambil peran mengkoneksikan ruas jalan tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Perekonomian, SDA, Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Litbang Kabupaten Kutai Barat Merisa Dilang, menjelaskan sejauh ini panjang jalan menuju Kampung Tertinggal dari Jalan Poros Trans Kaltim dengan kondisi mantap 8,13 kilometer (Km).

Sementara panjang jalan belum mantap sepanjang 31,67 Km. Dengan beberapa titik sungai dan anak sungai yang harus segera ditangani untuk menjamin akses jalan masyarakat dari dan menuju ibukota Kabupaten dan Kecamatan dapat dilakukan.

Adapun tahap pertama dari kolaborasi adalah pemeliharaan ruas jalan pada tahun 2023, pembangunan jembatan dan box culvert pada tahun 2024 serta pembangunan jalan berkelanjutan sampai tahun 2025.

“Kita paham sekali, dengan luasan Kubar 20.000 Km2, itu sangat luas. Sangat berbeda dengan luas kota, Samarinda kurang lebih 600 Km2, Bontang 200 – 300 Km2, begitu pula Balikpapan, tapi kita 20.000 Km2.

Jadi programnya, Kutai Barat yang semakin adil. Adil dalam arti kita fasilitas yang kita bangun semakin banyak dinikmati masyarakat,” pungkasnya

(Advertorial/Diskominfo Kubar)

Admin Admin

wartakubar

Admin

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *