Sendawar, Warta Kubar. com-Masyarakat Kampung Intu Lingau Kecamatan Nyuatan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur kini merasa senang, pasalnya akses jalan salah satu kampung penghasil buah durian dan hasil tanaman ini kini sudah mulus dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Petinggi Kampung Intu Lingau, Abetnego menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang telah membangun akses jalan Kampung Intu Lingau dengan konstruksi beton bertulang.
Menurut Petinggi Abetnego, Sebelum akses jalan ini dibangun jarak tempuh ke Ibukota Kabupaten di Sendawar bisa mencapai tiga sampai empat jam.
Bahkan parahnya dulu sampai ada warga yang bermalam di jalan.
“Saat ini jarak tempuh ke Sendawar bisa memakan waktu sekitar satu jam lima belas menit. Jadi warga sangat senang sekali, ” ujarnya.
Abetnego menambahkan, Saat ini masyarakat kembali semangat bercocok tanam, karena ketika masa panen pemasaran hasil tanaman sayur sayuran dan cabai semakin baik. Jadi dampak ekonomi masyarakat sangat luar biasa sekarang ini.
“Masyarakat Intu Lingau berjumlah 2075 jiwa tidak lagi mengalami kesulitan menjual hasil-hasil pertanian seperti beberapa tahun lalu, jauh lebih baik sekarang ini, ” imbuhnya.
“Termasuk juga pemasaran buah durian dapat dipastikan akan semakin lancar dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, ” tandasnya.
Sementara itu saat melakukan pengecekan pengerjaan beberapa akses jalan Kampung Intu Lingau Kepala BKAD Kubar, Sahadi mengatakan, Pembangunan Akses Jalan Kampung Intu Lingau merupakan selama ini program pak Bupati menjadi target tuntas 2023. Karena Kampung Intu Lingau ini akan dijadikan sebagai sentra produksi tanaman pangan, karenanya perlu didukung akses jalan maupun sentra produksi yang baik.
Sahadi menerangkan, Tahun depan jalan ini sudah rampung, ada jembatan Sungai Ngahan, dana pembangunan jembatannya sudah tercover dalam APBD Tahun Anggaran 2023.
Selain membangun akses jalan, Pemerintah Kabupaten Kubar juga fokus kepada pengadaan listrik dan jaringan internet di Kampung Intu Lingau.
Penulis : Henry Situmorang
Editor : Henry Situmorang
